MEDIANITIZEN.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi kembali menggelar debat publik kedua pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bekasi di Studio TvOne.
Debat yang berlangsung semalam diwarnai serangan saling tuding antara Paslon nomor urut 1 dan 3.
Dimana paslon nomor urut 1 melancarkan serangan terhadap Paslon nomor urut 3 dengan menyinggung kasus korupsi yang pernah melibatkannya.
Sedangkan, sebagai balasan, Paslon nomor urut 3 menyerang balik dengan mengangkat kasus asusila yang melibatkan salah satu calon dari Paslon nomor urut 1.
Perdebatan sengit tersebut menciptakan suasana yang cukup memanas di studio.
Berbeda dengan kedua paslon tersebut, saling serang tersebut membuka peluang bagi Paslon nomor urut 2 untuk meraih simpati publik.
Paslon nomor urut 2, UU dan Nurul, terlihat lolos dari serangan dan memanfaatkan momentum tersebut untuk memaparkan visi dan misi mereka.
Pasangan ini menekankan komitmennya untuk membangun Kota Bekasi yang cerdas, kreatif, maju, dan ihsan.
Mereka menawarkan program-program unggulan, khususnya di bidang pendidikan, dengan mengusung sosok calon Walikota yang fokus pada pendidikan dan seorang aktivis perempuan sebagai calon Wakil Walikota.
Hal ini dinilai mampu memberikan angin segar bagi masyarakat Bekasi yang menginginkan pemimpin yang bersih dan berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda dan perempuan.
"Alhamdulillah, kami Paslon nomor urut 2 siap menjadikan Kota Bekasi yang cerdas, kreatif, maju dan ihsan," tegas UU dan Nurul dalam pernyataan penutup mereka.
Keberhasilan Paslon nomor urut 2 dalam memanfaatkan situasi tersebut menarik perhatian publik.
Minimnya rekam jejak negatif dan program-program yang ditawarkan dinilai mampu mencuri perhatian dan meningkatkan elektabilitas mereka.
Debat semalam tampaknya telah mengubah peta persaingan Pilwalkot Bekasi, menjadikan Paslon nomor urut 2 sebagai kuda hitam yang patut diperhitungkan.
Bagaimana dinamika persaingan ini akan berlanjut hingga hari pencoblosan, akan menjadi spekulasi menarik yang patut dinantikan. (*)