MEDIANITIZEN.COM - Aktivis Anti Korupsi mengingatkan generasi muda Kota Bekasi agar lebih cerdas dalam menentukan pilihannya pada Pemilihan Wali Kota Bekasi 2024. Jangan sampai memilih calon walikota yang sudah punya banyak tabungan kasus korupsi dan laporannya telah masuk KPK RI.
“Anak muda jangan lagi abai terhadap dinamika yang berkembang khususnya terkait dengan kasus korupsi yang terjadi di daerahnya. Sebab berdasarkan hasil penelitian kami, hanya 30 persen anak muda yang peduli terhadap kasus korupsi,” ujar Amelia Rizqi, Aktivis Jaringan Mahasiswa Kota Bekasi Anti Korupsi di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jakarta, Rabu (23/10) lalu.
Ia mengingatkan, Wali Kota Bekasi telah dua kali ditangkap KPK. Regenerasi koruptor tidak akan terjadi jika generasi muda terlibat aktif memerangi korupsi. Ajang kontestasi pemilihan kepala daerah harus menjadi momentum generasi muda untuk memilih pemimpin yang bersih dan tidak memiliki rekam jejak dalam persoalan hukum.
Sebagai warga Bekasi, Rizqi mengaku prihatin terhadap kondisi Kota Bekasi yang masih dikenal sebagai sarangnya koruptor. Ia mengimbau agar masyarakat Kota Bekasi jangan lagi memilih calon pemimpin yang berpotensi bakal berakhir dengan masalah hukum.
“Sebab dari tiga pasangan calon kepala daerah di Kota Bekasi, berdasarkan diskusi kami di KPK, satu di antaranya memiliki celah hukum dan berpotensi bakal menyusul kepala daerah sebelumnya!” ujar dia.
Untuk itu,, Rizqi mengajak generasi muda untuk memilih calon kepala daerah di Kota Bekasi yang bersih dan terbebas dari resistensi hukum.
“Karena dari tiga pasangan cakada Kota Bekasi, satu di antaranya laporannya telah masuk di KPK,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wawan Wardiana, menyebut bahwa banyak usia koruptor yang pernah ditangani oleh lembaga antikorupsi itu memiliki usia muda.
“Faktanya, saat ini banyak usia koruptor yang masih muda. Artinya, regenerasi koruptor sangat cepat bertumbuh di Indonesia. Untuk memerangi 1 koruptor itu, kita butuh 1.000 anti koruptor, termasuk teman-teman dari UNPAD yang hadir ke KPK hari ini,” ungkap Wawan dalam audiensi bersama dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jakarta, Rabu (23/10).
Di hadapan 75 mahasiswa yang hadir, dia menegaskan, meski KPK terus melakukan penindakan, regenerasi pelaku korupsi terus terjadi, sehingga diperlukan kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat. Ia menekankan pentingnya pendidikan antikorupsi yang harus diimplementasikan oleh generasi muda melalui nilai-nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Kesempatan anak-anak muda untuk mengisi jabatan strategis pemerintah di masa depan sangat terbuka. Saya berharap apa yang disampaikan di acara ini bisa menjadi trigger dan bekal persiapan teman-teman untuk menghindari perilaku korupsi nantinya,” harap Wawan.
Seperti diketahui Pilkada Kota Bekasi bakal diikuti oleh tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Pasangan calon nomor urut 1 Heri Koswara-Solihin, pasangan calona nomor urut 2 Uu Saeful Miqdar-Nurul Sumarheni dan pasangan calon nomor urut 3 Tri Adhianto-Harris Bobihoe. Para pemilih muda bisa mencari rekam jejak ketiga pasangan calon ini.
(Red)